Presiden RI Membuka Kongres V dan MTQ Nasional VIII, Internasional II, di Istana Negara Jakarta

Istana Negara Jakarta menjadi saksi sejarah pembukaan Kongres V dan MTQ Nasioanl VIII, MTQ Internasional II  Jam’iyyatul Qurra wal Hufazh Nahdlatul Ulama (JQH NU) selama lima hari dari tanggal 11-15 Juli 2018. Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyah  yang berlokasi di Cilamaya, Karawang, Jawa Barat.

Jam’iyyatul Qurra wal Hufazh Nahdlatul Ulama (JQH NU) yang didirikan atas inisiatif KH. A. Wahid Hasyim, seorang hafizh yang ketika itu menjabat Menteri Agama IV RIS,pada tanggal 17 Ramadhan 1370.

Kesempatan kali ini menjadi istimewa karena dibuka langsung oleh Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo di Istana Negara. Beliau mengatakan inilah pertama kalinya khataman dilakukan di Istana Negara selama masa kepemimpinan beliau. Ketua Umum Nahdlatul Ulama, Prof. Dr. KH. Said Aqil Sirodj juga memberikan sambutan pada  kesempatan tersebut.

Kebanggaan semakin dirasakan seluruh hadirin ketika Mars Ya Lal Wathon dan Mars JQH NUdikumandangkan di Istana Negara oleh Tim PaduanSuara yang berasal dari PC. JQH NU Sidoarjo.

PC JQH NU Sidoarjo sebagai tim Paduan Suara MARS SYUBHANUL WATHAN dan MARS JQH NU di Istana Negara Jakarta, 11 Juli 2018

Alhamdulillah guru kita, KH. M. Sholeh Qosim, M.Si. sebagai Ketua JQH PBNU bertugas sebagai Pimpinan Sidang rapat pleno dalam kongres V serta Dewan Juri MTQ untuk cabang Qiroatul Kutub. Dalam ajang MTQ kali ini, PC. JQH NU Sidoarjo berhasil meraih juara untuk tujuh cabang lomba yaitu Tilawah Remaja Putri, Tilawah Dewasa Putra, Tafsir Bahasa Arab Putra, Tafsir Bahasa Indonesia Putri, Qiraatil Kutub Putri, dan Hiasan Mushaf Putra & Putri.

MTQ digelar dengan beberapa tujuan. Pertama, meningkatkan kecintaan dan semangat mempelajari, memahami, dan mengamalkan ajaran Alquran. Kedua, melestarikan tradisi MTQ yang telah dirintis oleh NU. Ketiga, meningkatkan hubungan silaturrahmi di antara penghafal dan pencinta Alquran di Indonesia dan masyarakat internasional. Keempat, mengembangkan & mempromosikan minat dan bakat anggota JQH NU dalam bidang Alquran. Kelima, melakukan regenerasi dan mengoptimalkan kinerja JQH NU sebagai badan otonom Nahdlatul Ulama yang fokus pada pengkajian dan syiar Alquran, JQH berkontribusi besar dalam dakwah dan pendidikan Alquran.

Saifullah pun menegaskan, kongres ini momentum untuk merevitalisasi diri dan penting untuk dilanjutkannya estafet kepemimpinan JQH NU sebagai wadah persatuan,pengembangan, dan pemberdayaan qurro’ dan huffazh di Indonesia. Melalui musyawarah mufakat akhirnya terpilih Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA. menjadi Rais Majelis Ilmi dan KH. Saifullah Ma’shum, SQ, M.Si sebagai Ketua Umum PP JQH NU Masa Khidmat 2018-2023.